A. Definisi Istirahat
Istirahat merupakan suatu keadaan dimana seseorang bersantai setelah melakukan aktifitas dan melepaskan diri dari hal-hal yang membosankan atau menjengkelkan.
B. Karakteristik Istirahat
- Keadaan yang tenang tenang (Rileks)
- Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan
- Mengakibatkan badan menjadi segar kembali
C. Definisi Tidur
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun / hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan indra / rangsangan yang cukup.
D. Perubahan Tubuh Selama Tidur
o Penurunan TD dan Nadi
o Dilatasi pembuluh darah perifer
o Kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal
o Relaksasi otot-otot rangka
o Basal Metabolisme Rate (BMR) menurun 10-30%
o Penurunan tingkat kesadaran pada panca indera
- indra penghidu: paling dalam
- indera pendengaran: paling sedikit
E. Tahapan Tidur (Proses Fisiologis Tidur)
Tidur dibagi menjadi dua tahapan yaitu:
- Non Rapid Eye Movement (NREM)
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat tahapan yaitu:
- Tahap I
o Merupakan tahap transisi dari keadaan sadarmenjadi tidur. Berlangsung beberapa menit saja.
o Tahap I ini ditandai dengan :
o Mata menjadi kabur dan rileks
o Seluruh otot menjadi lemas
o Kedua bola mata bergerakkekiri dan kekanan
o Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun
o EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa
o Dapat terbangun dengan mudah
o Bila terbangun terasa sedang bermimpi
- Tahap II
o Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung 10-15 menit.
o Tahap II ini ditandai dengan :
o Kedua Bola mata berhenti bergerak
o Suhu tubuh menurun
o Tonus otot perlahan-lahan berkurang
o Tanda-tanda vital turun dengan jelas
o EEG: Timbul gelombang beta Frekwensi 15-18 siklus / detik yang disebut gelombang tidur
- Tahap III
o Merupakan awaltahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30n menit. Tahap III inni ditandai dengan:
o Relaksasi otot menyeluruh
o Tanda-tanda vital menurun
o EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik
o Sulit dibangunkan
- Tahap IV
o Tahap Tidur Nyenyak, Tahap ini ditandai dengan :
o Jarang bergerak
o Tonus Otot menurun (relaksasi total)
o Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %
o EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2 siklus/detik
o Gerak bola mata mulai meningkat
o Terjadi mimpi
- Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 % dari tidurnya. Tahap REM ditandai dengan:
- Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya
- Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
- Pernapasan tidak teratur, nadi cepat dan irregular, TD fifluktuatif
- Metabolisme meningkat
- Lebih sulit dibangunkan
F. Pola Tidur Normal
1. Bayi Baru lahir (Neonatus)
Ø Tidur 14-18 jam sehari
Ø Gerak tubuh sedikit
Ø 50 % tidur NREM
Ø Setiap siklus tidur sekitar 45-60 menit
- Bayi
Ø Tidur 12-14 jam sehari
Ø 20-3 % tidur REM
Ø Tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola terbangun pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar-sebentar
- Toodler
Ø Tidur sekitar 10-12 jam sehari
Ø 25% tidur REM
Ø Banyak tidur dimalam hari
Ø Terbangun didini hariberkurang
- Pra Sekolah
Ø Tidur 11 jam sehari
Ø 20% tidur REM
- Usia Sekolah
Ø Tidur 10 jam sehari
Ø 18,5 % tidur REM
Ø Sisa waktu tidur relative konstan
- Remaja
Ø Tidur 8,5 jam sehari
Ø 20% tidur REM
- Dewasa Muda
Ø Tidur 7-9 jam sehari
Ø 5-10 % tidur tahap I
Ø 50% tidur tahap II
Ø 10 – 20 % tidur tahap III – IV
Ø 20 – 25 % tidur REM
- Dewasa pertengahan
Ø Tidur sekitar 7 jam sehari
Ø 20 % tidur REM
Ø Kadang Insomnia
- Dewasa Tua
Ø Tidur sekitar 6 jam sehari
Ø 20 – 25 % tidur REM
Ø Tidur tahap IV berkurang, kadang-kadang tidak ada
Ø insomnia
Ø Sering terbangun pada malam hari
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi Istirahat dan Tidur
- Status Kesehatan
Sakit --- kurang tidur
Contoh : Pasien dengan gangguan pernapasan
- lingkungan
lingkungan tenang : tidur nyenyak
lingkungan ribut/bising : sulit tidur
- Motivasi
Dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangu menahan kantuk
- Stres Psikologis
Cemas meningkatkan norepinephrin darah melalui saraf simpatis, mengurangi tahap IV NREM dan REM : tidak nyenyak
- Asupan Diet
Makanan mengandung L-Triptofan (keju, susu, daging, ikan tuna) = mudah tidur
Minuman (kafein, alkohol) = sulit tidur
- kelelahan
kelelahan tingkat sedang = tidur nyenyak
kelelahan berlebihan periode REM lebih pendek
- Obat-obatan
Obat yang menimbulkan gangguan tidur, contohnya:
- Diuretik : menyebabkan insomnia
- Anti Depresan : Supresi REM
- Paracetamol : menyebabkan kantuk dan tidur nyenyak
H. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
- pola tidur (jam berapa berangkat tidur, bangun tidur, lamanya tidur)
- Kebiasaan menjelang tidur (buang air kecil, membaca buku, dll)
- gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya
- Kebiasaan Tidur siang
- Lingkungan Tidur ( bising, gelap, dingin, dll)
- Status emosi dan mental
- Manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat dan tidur, yaitu:
- Penampilan wajah (area gelap disekitar mata, bengkak pada kelopak mata, konjungtiva kemerahan, mata terlihat cekung, dll)
- Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan tidur (mudah tersinggung, sering menguap, kurang konsentrasi, dll)
- Kelelahan (tampak lelah, letih, lesu, dll)
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
- Gangguan pola tidur
- Kurang tidur
3. Implementasi
- Kaji pola tidur dan aktivitas pasien
- Jelaskan pentingnya kebutuhan tidur selama sakit
- Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
- Fasilitasi kebiasaan pasien sebelum tidur (misalnya: membaca buku, selimut favorit yang digunakan)
- Monitor makanan dan minuman pasien sebelum pasien tidur
- Berikan tindakan yang memberikan kenyamanan. Misalnya pijatan dan posisi yang nyaman
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
DAFTAR PUSTAKA
- Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, fifth Edition, Addison Wsley Nursing, California, 1995
- Dolores F. Saxton, Compeherensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, sixteen edition, Mosby, St Louis, Missouri, 1999
- Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Edisi Kedua, EGC, Jakarta,1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar